Sumarni Buruh Sukabumi yang Tewas di Toilet




Read1News – Pihak keluarga dari buruh yang tewas di dalam toilet pabrik rambut palsu PT Nina Venus Indonusa 2, menyatakan jika Sumarni Lidiawati (44) berangkat kerja pada Kamis (28/4) sore, dalam keadaan sehat serta tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.
Mendengar kabar Sumarni tewas keesokan harinya, Jumat (29/4), suami dan kedua anaknya sangat terguncang tak percaya.
“Saat berangkat biasa saja tidak mengeluhkan apa pun. Sehat,” kata sang suami, Jajat Dorus (36), ditemui di rumahnya, Kampung Pasirkolotok RT 04/12 Kelurahan Cibadak Kecamatan Cibadak, senin (2/5).
Meninggalnya Sumarni menjadi duka mendalam serta pukulan bagi keluarga, karena selama ini almarhum menjadi tulang punggung keluarga. Adapun Jajat, meski sebagai kepala keluarga namun dia mengaku menderita sakit sehingga tidak bisa kerja berat.
“Saya juga sakit-sakitan. Kalaupun kerja hanya serabutan biasa,” jelasnya.
Jajat menuturkan, Sumarni bekerja di pabrik PT Nina Venus Indonusa 2 setelah habis kontrak kerjanya dengan pabrik garmen yang masih sama berada di Kecamatan Parungkuda.
Kebutuhan hidup menjadi alasan Sumarni menjadi buruh. Karena selain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, juga ada beban biaya pendidikan kedua anaknya yang masih duduk di bangku kuliah dan sekolah dasar.
Sedangkan, di balik kematian Sumarni menjadi tanda tanya, pihak keluarga menyerahkan semuanya kepada kepolisian.
“Kejadian ini sudah diserahkan kepada kepolisian,” lirihnya.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Dini Sutiasih mengungkapkan, meninggalnya seorang buruh wanita menjadi duka mendalam bagi buruh tepat di May Day. Karena itu, ia berharap peringatan buruh bukan hanya seremonial belaka. Tetapi juga ada perbaikan kesejahteraan serta perhatian hak-hak buruh.
“Kami atas nama DPRD Kabupaten Sukabumi turut berduka cita atas meninggalnya buruh pabrik tersebut, mudah-mudahan amal baiknya diterima oleh Allah SWT. Mengenai meninggalnya buruh, kepada perusahaan yang mempekerjakannya agar memberikan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, misalnya santuan kematiannya, biaya pemakaman, dan santuan berkala agar segera diselesaikan,” desaknya.
Dini menegaskan, kasus ini harus menjadi perhatian, bahwa perusahaan harus bertanggung jawab kepada buruhnya dari sehat hingga meninggalnya.
“Kepada semua pihak yang berkepentingan agar memperhatikan hak-hak buruh baik pada saat sehat, sakit maupun meninggal dunia termasuk hak-hak lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Sukabumi menggelar dialog publik memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, Minggu (1/5), di Halaman UDKP Kecamatan Cicurug.
Acara dialog yang mengangkat tema ”Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian Sudahkah Melindungi Kaum Pekerja”, diikuti puluhan anggota OPSI.
Hadir sebagai pembicara, Kepala Cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Suharto, Kepala Cabang BPJS Kesehatan, Eva Atrmiroseva serta pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Neneng Nurfarida.
President OPSI Saeful Tavip menuturkan, tema yang diambil dalam dialog publik ini menyesuaikan dengan persoalan saat ini dimana buruh hanya mengerti mengenai jaminan hari tua (JHT) serta jaminan kesehatan.
Padahal, ada jaminan kecelakaan kerja dan kematian. Melalui forum tersebut, hal-hal tersebut dibedah sehingga ketika buruh mengalami kecelakaan kerja jaminan apa yang diperoleh.
“Dengan dialog publik ini suatu forum untuk kita menggali informasi tentang jaminan-jaminan sosial, yang utama adalah jaminan kecelakaan dan kematian yang selama ini isunya kurang seksi. Kecelakaan kerja itu saya pikir cukup tinggi di wilayah Kabupaten Sukabumi dan pabrik-pabrik yang mempekerjakan buruhnya mengalami kecelakaan kerja tidak mendapatkan pelayanan yang sebagaimana mestinya. Inilah yang kita coba bedah dan eksplorasi apa sih yang didapat ketika buruh mengalami kecelakaan kerja,” jelasnya.
Tavip menuturkan, dalam pelaksanaan dialog publik ini di samping mengulas tentang JKK dan JKM, pembicara juga menjelaskan segala hal yang menyangkut kepada jaminan kesehatan karena menjadi kebutuhan mendasar manusia.
“Dialog publik ini sangat informatif sehingga banyak informasi kita dapat di sini yang selama ini kita tidak tahu dan itulah gunanya forum ini memberikan informasi yang bermanfaat untuk kaum pekerja,” ujarnya.
Di samping dialog publik, OPSI juga mengadakan serangkaian acara lain memperingati Hari Buruh yaitu senam dan donor darah. Peringatan Hari Buruh dengan kemasan berbeda itu merupakan agenda rutin setiap tahun.
“Kita ingin menunjukkan kepada publik bahwa serikat pekerja itu bisa juga berbuat sesuatu yang lebih bermanfaat untuk kepentingan orang banyak,” tukasnya.

sumber : http://jabar.pojoksatu.id/


No comments:

Write a Comment


Top